Beda Negara, beda selera. Begitu kiranya kesan dari konsumen dari pasar Indonesia sebagai Negara pertama yang memproduksi dan pasar kedua setelah Jepang untuk Toyota All New Sienta.
“Jika di Jepang Sienta merupakan mobil sejuta umat, maka di Indonesia mobil ini baru dikenal dengan segmen mobil kepemilikan kedua,” ungkap Ima Nurbani Rahmah, Departement Head Marketing Planning Departement Marketing Division PT Toyota Astra Motor (TAM) Sabtu (30/7).
Ini terbukti,lanjutnya dari pencapaian penjualan di Jepang, rata-rata per bulan Sienta sebanyak 11.000 unit. Sedangkan untuk Indonesia, dengan kapasitas produksi pabrik Toyota (PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia/TMMIN) di Karawang plant untuk Sienta saat ini hanya sebanyak 3.500 unit per bulan dan target penjualan 2.800 unit per bulan. Untuk itulah, pihak TAM ingin fokus dalam segmen domestik, ketimbang garap pasar ekspor yang juga memang berpeluang.
“Kami ingin prospek konsumen segmen baru dan wilayahnya yang tidak hanya di kota-kota besar saja,” sebutnya.
Meski demikian, TAM optimis dengan kehadiran Sienta diharapkan lebih memacu kinerja penjualan Toyota sehingga mampu mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar seperti saat ini. Selama Juni 2016 lalu, Toyota kembali berhasil mencetak penjualan di segmen retail secara signifikan sebesar 36.564 unit dengan market share 38,1% terhadap pasar otomotif nasional.
Secara kumulatif penjualan Toyota sepanjang semester I 2016 telah mencapai angka 187.438 unit naik 11,9% dibandingkan periode yang sama pada 2015 lalu atau jauh di atas rata-rata pertumbuhan pasar otomotif nasional.
Penjualan Toyota di Bali sendiri, selama semester 1 tahun 2016 berhasil menjadi market leader dengan angka penjualan sebesar 2.640 unit dengan share sebesar 39,7%. Di semester yang sama prestasi juga di capai di kelas kelas MPV medium low, Toyota memimpin dengan share 47.9%. “Kami berharap Sienta mampu mendongkrak share Toyota menjadi 40%,” tutur I Putu Rubika, Chief Operation Officer (COO) Agung Toyota.