“Industri pariwisata ke depan sangat rentan dengan isu, tidak bisa dijadikan tumpuan ke depan, maka itu sektor pertanian seharusnya merupakan fokus dalam pembangunan,” ujar Wakil Gubernur Ketut Sudikerta dalam pidato sambutannya pada acara Toyota Eco Youth di SMKN 3 Denpasar.
Sebagai bentuk dukungan pada sektor pertanian, tidak heran Pemprov Bali kian berupaya menggenjot produksi pertanian melalui program CSR. Konkretnya, berkesempatan bertemu dengan Direktur Toyota, Wagub langsung mengajukan program CSR dalam bentuk alat pertanian secara spesifik berupa kendaraan untuk petani.
“Saya harapkan korporasi dalam program CSR-nya dapat mendukung sektor pertanian, terutama dalam membuat peralatan pertanian, karena sektor pertanian adalah tumpuan pembangunan, karena kita hidup dari sana,” ungkapnya.
Untuk itulah, menurutnya diperlukan kolaborasi antar pemerintah dan swasta untuk membangun secara sinergi apa yang dibutuhkan dalam meningkatkan sektor pertanian. Berdasarkan perhitungannya, ia menyebutkan kontribusi sektor pertanian bagi perekonomian Bali masih relatif kecil, yakni 14%, dibandingkan dominasi sektor pariwisata sebesar 70%.
Sudikerta merinci rata-rata per tahunnya petani di Bali memproduksi padi sebanyak 800 ribu ton, sedangkan produksi olahannya menjadi 550 ribu ton dan kebutuhan konsumsi beras pertahunnya mencapai 755 ribu ton. Artinya, kata dia terdapat stok sekitar 150 ribu ton untuk cadangan.
Merespon usulan Wagub Sudikerta, Direktur Korporasi dan Hubungan Eksternal Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Made Dana Tangkas mengatakan akan segera menindaklanjutinya dengan membuat tim yang akan membahas dan menyerap aspirasi baik dari Kementrian terkait, pemerintah pusat dan daerah serta stake holder di daerah. Hal ini, katanya lebih kepada mengakomodir semua kepentingan yang tujuannya untuk lebih mengoptimalkan sektor pertanian.
“Kita segera buat formulasi tim pusat dan daerah sesuai permintaan daerah jika yang memang dibutuhkan adalah kendaraan pendukung pertanian desa, maka akan direalisasikan setelah melalui usulan konkret Bappeda, stakeholder berbagai pihak serta masyarakat adat,” jelasnya.
Selam ini melalui program CSR, Toyota Berbagi, perusahaan otomotif ini selain berkontribusi kepada lingkungan, juga pada bidang pendidikan melalui beasiswa SD sampai tingkat SMA.