Setelah beberapa bulan terjadi dualisme kepemimpinan Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bali, akhirnya Pengurus Pusat (PP) IMI menyatakan sikap dengan melantik kepengurusan IMI Bali periode 2016-2020 dengan diketuai Nyoman Seniweca.
Bertempat di salah satu hotel ternama di Sanur, pada Rabu 24 Mei 2017 lalu melalui Surat Keputusan PP IMI yang dibacakan oleh Sekjen PP IMI, Jeffrey JP, Nyoman Seniweca secara resmi kembali menahkodai IMI Bali untuk 1 periode ke depan dengan dihadiri 60 anggota klub. Setelah pelantikan disusul penyusunan agenda kerja yang dibahas dalam Rapar Kerja Provinsi (Rakerprov) IMI Bali.
“Ke depan kami akan melakukan penyempurnaan program kerja yang belum bisa kami lakukan pada periode yang lalu,” ujar Seniweca dalam pidato sambutannnya.
Sementara itu, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali, Ketut Suandi menuturkan dalam kinerjanya IMI Bali masa kepengurusan baru dituntut untuk mampu merangkul atau mengakomodir mereka yang sebelumnya berbeda sikap, agar mampu satu tujuan. Ia pun secara rinci menjabarkannya dalam rencana tahapan tiap tahun kerja.
“Ini sudah jadi tanggung jawab IMI Bali periode kepengurusan baru agar merangkul anggota yang sebelumnya terjadi gesekan, untuk kemudian mampu memacu prestasi,” tegasnya.
Ketua Umum PP IMI Sadikin Aksa mengatakan pihaknya tidak mempunyai wewenang dalam mengatasi konflik yang terjadi pada pengurus provinsi IMI di masing-masing daerah. Itu semuanya merupakan wewenang IMI daerah, kecuali, lanjutnya jika terdapat konflik tegang yang memanjang, PP IMI baru kemudian bertindak.
Dalam susunan kepengurusan, tampak nama Rudi Santoso yang sebelumnya mengklaim sebagai Ketua IMI Bali versi Musprov 5 Maret 2017, dirangkul untuk menjadi salah satu anggota dewan pembina.
